Monday, June 23, 2014

Tugas 3.2: Pertumbuhan Ekonomi Menurut Teori Ekonomi Klasik

Ekonomi klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam sejarah pemikiran ekonomi. Pemikir dan pengembang utama aliran ini antara lain adalah Adam Smith, Jean-Baptiste Say, David Ricardo, Thomas Malthus, Karl Marx, John Stuart Mill, dan lain sebagainya. Secara umum asumsi yang digunakan Kaum Klasik yaitu perekonomian dalam keadaan full employment, perekonomian terdiri dari dua sektor (produsen dan konsumen), tidak ada campur tangan pemerintah dan perekonomian diserahkan ke mekanisme pasar.

The Wealth of Nations karya Adam Smith pada tahun 1776 dianggap sebagai penanda dimulainya era ekonomi klasik. Aliran ini mengemuka hingga pertengahan abad ke-19, dan kemudian digantikan oleh ekonomi neoklasik yang lahir di Britania Raya pada tahun 1870. Definisi ekonomi klasik diperdebatkan oleh sejumlah pakar, terutama pada periode 1830–1870-an. Istilah "ekonomi klasik" awalnya dicetuskan oleh Karl Marx untuk merujuk pada ekonomi Ricardian – aliran ekonomi yang dikembangkan oleh David Ricardo dan James Mill serta pendahulunya. Namun, penggunaan istilah ini kemudian diperluas untuk merujuk pada semua pengikut Ricardo.

Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Adam Smith menyebutnya dengan metafora "invisible hands" atau "tangan tak terlihat", yang akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan alami mereka tanpa adanya campur tangan dari luar.

Ekonomi klasik menekankan pada penerapan harga fleksibel, baik dari segi upah ataupun barang. Penekanan lainnya terdapat pada Hukum Say: Penawaran menciptakan permintaan sendiri. Artinya, produksi agregat akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membiayai semua pengeluaran yang dihasilkan. Hal lain yang ditekankan oleh ekonomi klasik adalah keseimbangan antara tabungan dan investasi, dengan asumsi bahwa suku bunga fleksibel akan selalu menjaga ekuilibrium.


1. Pandangan Adam Smith
Adam Smith merupakan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan kebijksanaan laissez-faire, dan merupakan ahli ekonomi yang banyak berfokus pada permasalahan pembangunan. Inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith dibagi menjadi dua aspek utama yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

Mengenai peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi, Smith berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, maka akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Perkembangan spesialisasi dan pembagian kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi karena adanya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi.


2. Pandangan David Ricardo

Pandangan Ricardo mengenai proses pertumbuhan ekonomi tidak jauh berbeda dengan pendapat Adam Smith yang berfokus pada laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga mengungkapkan adanya keterbatasan faktor produksi tanah yang bersifat tetap sehingga akan menghambat proses pertumbuhan ekonomi.

Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (stationary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political and Taxation.


3. Pandangan Robert Malthus

Dalam teorinya, Malthus mengemukakan penduduk akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat secara deret ukur sedangkan pertambahan bahan makanan meningkat secara deret hitung. Seperti halnya David Ricardo, Malthus berbeda pendapat dengan Smith yang belum menyadari hukum hasil yang semakin berkurang, perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena dapat memperluas pasar.


Masalah Pokok Ekonomi Masyarakat Menurut Teori Ekonomi Klasik:

1. Masalah Produksi

Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia di tengah masyarakat. Karena masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersedia pun beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus diproduksi. Munculnya pertanyaan tersebut diatas tidak lain karena heterogennya masyarakat. Akan jadi masalah bagi produsen apabila barang yang diproduksi tidak dikonsumsi oleh masyarakat.

2. Masalah Distribusi

Agar barang/jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan sarana dan prasarana distribusi yang baik. Contoh, dari kebun hasil panen perlu alat angkut yang ditunjang prasarana jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai ke tangan konsumen dan tidak tertimbun di produsen.

3. Masalah Konsumsi

Hasil produksi yang telah didstribusikan kepada masyarakat idealnya dapat dipakai atau dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula. Persoalan yang muncul apakah barang tersebut akan dikonsumsi dengan tepat oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkannya atau menjadi sia-sia karena tidak terjangkau oleh masyarakat sehigga proses konsumsi tidak berjalan sebagai subjek ekonomi.





Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_klasik
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/08/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-klasik.html
http://studentnationaleducation.blogspot.com/2012/06/masalah-pokok-ekonomi-menurut-aliran_15.html

Tuesday, June 17, 2014

Tugas 3.5: Teori Ekonomi Schumpeter

Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku Theory of Economic Development yang terbit dalam bahasa Jerman pada tahun 1911 dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1934. Kemudian beliau kembali membuat buku Business Cycles (1939) dan Capitalism Socialism, and Democrazy (1942) yang memuat revisi dan uraian tentang teori pembangunan.

Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalisme akan mengalami kemandegan (stagnansi).

Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi tersebut diartikan sebagai peningkatan output total masyarakat.

Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi walaupun keduanya merupakan sumber peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan output yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi yang lama.

Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perbaikan “teknologi” dalam arti luas, misalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dsb. Inovasi tersebut menyangkut perbaikan kuantitatif dari sistem ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreativitas para wiraswastanya.


Menurut Schumpeter, makin tinggi tingkat kemajuan perekonomian, maka makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat dan pada akhirnya akan terjadi keadaan yang tidak berkembang (stationary state). Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.


Menurut Schumpeter ada 5 macam kegiatan yang termasuk sebagai inovasi:

1. Diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada
2. Diperkenalkannya cara berproduksi baru
3. Pembukaan daerah-daerah pasar baru
4. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5. Perubahan organisasi industry sehingga efisiensi industry


Kritik Terhadap Teori Schumpeter

1. Keseluruhan teori Schumpeter didasarkan pada inovator yang dianggapnya sebagai pribadi yang ideal. Orang seperti itu ditemui pada abad ke-18 dan 19. Pada masa itu, inovasi dilakukan oleh para pengusaha atau penemu (pencipta). Tetapi sekarang, semua bentuk inovasi merupakan bagian dari fungsi perusahaan modal bersama. Inovasi dianggap sebagai kebiasaan sehari-hari perusahaan industri dan tidak memerlukan inovator semata-mata.

2. Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi adalah akibat dari proses siklis. Pasang naik dan pasang surut tidak penting bagi pembangunan ekonomi. Sebagaimana Nurkse kemukakan, pembangunan ekonomi berkaitan dengan perubahan yang berkesinambungan.

3. Pendapat Schumpeter bahwa perubahan siklis merupakan akibat inovasi juga tidak benar. Kenyataanya, fluktuasi siklis bisa karena sebab-sebab psikologis, natural, dan finansial.

4. Schumpeter menganggap inovasi sebagai sebab utama pembangunan ekonomi. Tapi ini jauh dari kenyataan. Pembangunan ekonomi tidak hanya bergantung pada inovasi tetapi juga pada banyak perubahan ekonomi dan sosial lain.

5. Schumpeter dalam teorinya terlalu banyak menekankan pentingnya kredit bank. Kredit bank mungkin memang penting dalam jangka pendek ketika perusahaan industri mendapatkan fasilitas kredit dari bank. Tetapi dalam jangka panjang, ketika kebutuhan akan dana modal semakin besar, kredit bank tidak memadai lagi. Karenya , bagian-bagian bisnis harus menerbitkan saham dan surat utang baru di pasar modal.

6. Analisa Schumpeter mengenai proses peralihan dari kapitalisme ke sosialisme tidak benar. Dia tidak menganalisa bagaimana suatu masyarakat kapitalis berubah menjadi sosialis. Dia menyatakan secara naif bahwa kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis berubah dengan adanya perubahan pada fungsi-fungsi pengusaha. Analisanya mengenai berakhirnya kapitalisme agak emosional dari pada riil. Akhirnya Meier dan Baldwin berpendapat “Analisa sosio-ekonomi Schumpeter yang luas mengenai proses kapitalis secara umum mengagumkan. Namun demikian hanya sedikit orang yang bersedia menerima kesimpulannya.


Analisis-analisis Schumpeter tentang pertumbuhan ekonomi hanya bisa diterima di negara maju saja, sedangkan di negara terbelakang tidak bisa diterapkan. Berikut rincian mengenai teori Schumpeter mengenai negara terbelakang:

1. Perbedaan tatanan sosio-ekonomi
Teori Schumpeter berkaitan dengan tatanan sosio – ekonomi tertentu yang ada di Eropa Barat dan Amerika pada abad ke-18 dan 19. Pada masa itu, sudah ada beberapa prasyarat pertumbuhan. Di negara terbelakang, kondisi sosio-eknominya sama sekali berbeda dan tidak ada prasyarat pembangunan dalam bentuk overhead ekonomi dan sosial.

2. Kurangnya Kewiraswastaan
Analisa Schumepeter bergantung pada adanya kaum pengusaha.akan tetapi, negara terbelakang kekurangan jiwa wiraswasta yang memadai. Pada perekonomian seperti itu, rendahnya harapan laba dan keadaan teknologi tidak mendorong investasi yang bersifat inovasi pada pabrik dan peralatan baru. Selain itu kurangnnya tenaga yang memadai, angkutan, tenaga terampil, dan lain-lain bertindak sebagai penghambat kegiatan wiraswasta.

3. Tidak dapat diterapkan pada Negara Sosialis.
Analisa Schumpeter tidak dapat diterapkan pada mayoritas negara terbelakang yang mempunyai kecenderungan sosialis. Sebagai contoh, langkah jaminan sosial dan penerapan pajak pendapatann progresif yang tinggi bertentangan dengan perkembangan golongan pengusaha karena hal itu cenderung mengurangi laba.

4. Tidak dapat diterapka pada ekonomi campuran.
Inovator (versi Schumpeter) adalah pengusaha swasta yang tidak sesuai dengan ekonomi campuran masa kini. Di negara terbelakang , pemerintah adalah pengusaha yang paling besar. Dorongan utama bagi pembangunan datang dari sektor negara dan semi negara. Jadi, inovator (menurut Shumpeter) mempunyai peranan yang terbatas untuk bermain di suatu negara terbelakang.

5. Yang dibutuhkan adalah Perubahan Kelembagaan, bukan inovasi.
Untuk memulai proses pembangunan dan membuatnya ‘berdikari’, yang diperlukan bukannya inovasi saja tetapi kombinasi dari beberapa faktor seperti struktur organisasi, praktek bisnis, tenaga yang termpil dan nilai-nilai, sikap dan motivasi yang tepat.

6. Asimilasi Inovasi
Menurut Henry Walich, proses pembangunan di negara terbelakang didasarkan tidak pada inovasi tetapi pada asimilasi atas inovasi tetapi pada asimilasi atas inovasi yang ada. Karena, pengusaha di negara terbelakang tidak berada dalam posisi mengadakan inovasi. Malah mereka mengambil inovasi yang terjadi di negara maju.

7. Mengabaikan Konsumsi.
Proses Schumpeter ‘berorientasi produksi’ sementara proses pembangunan ‘berorientasikan konsumsi’. Penilaian ini sekarang terlihat pada adanya kecenderungan menuju negara kesejahteraan di mana permintaan dan konsumsi memainkan peranan penting.

8. Mengabaikan Tabungan
Penekanan utama Schumpeter pada kredit bank mengabaikan arti tabungan rill dalam investasi. Hal itu juga mengurangi arti penting anggaran belanja defisit, tabungan anggaran kerja, kredit umum dan langkah fiskal lainnya dalam pembangunan ekonomi.

9. Mengabaikan pengaruh eksternal
Menurut Schumpter,pembangunan merupakan hasil dari perubahan yang muncul dari dalam perekonomian. Tetapi di negara terbelakang perubahan itu tidak terjadi dari dalam perekonomian, malahan perubahan tersebut adalah hasil dari gagasan, teknologi, dan modal yang diimpor. Teknologi yang terbelakang, tabungan potensial yang rendah dan lembaga sosial, ekonomi dan politik yang ketinggalan zaman. Tidak mampu mendorong pembangunan dari dalam.

10. Mengabaikan Pertumbuhan Penduduk
Schumpeter lalai mempertimbangkan dampak pertumbuhan penduduk pada pembangunan ekonomi suatu negara. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi cenderung menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang.

11. Penjelasan yang tak memuaskan mengenai tekanan inflasi.
Pada sistem Schumpeter, gerakan inflasi merupakan bagian integral dari proses pembangunan, tetapi gerakan tersebut tidak mencakup inflasi jangka panjang. Tingkat harga jangka panjang tetap stabil. Namun demikian, dalam ekonomi terbelakang bebas inflasi sangat kuat. “Permintaan sosial yang bekerja melalui saluran serikat buruh dan politik berusaha untuk mengeduk lebih banyak daripada yang dapat dihasilkan oleh perekonomian itu sendiri melalui produksi domestik dan perdagangan internasional. Bukan hanya pembangunan dan investasi terkait yang menjadi penyebab kecenderungan inflasi, tetapi seluruh iklim sosial dari perekonomian yang berorientasi permintaan”.





Sumber:

http://gigokah.blogspot.com/2013/11/teori-pembangunan-ekonomi-menurut.html
http://jelonsa.blogspot.com/2012/06/teori-schumpeter-pembangunan-ekonomi.html
http://sepengetahuan-ku.blogspot.com/2013/04/teori-inovasi-schumpeter-dalam.html
http://www.bimbie.com/teori-ekonomi-keynesian.htm
http://nextgeneration2010.wordpress.com/2009/07/12/teori-pertumbuhan-schumpeter/
http://siinonakecil.blogspot.com/2012/05/teori-schumpeter.html

Tugas 3.4: Teori Ekonomi Bertahap

Teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow (1916-1979) merupakan garda depan dari linear stage of growth theory. Pada 1950-1960, teori Rostow banyak mempengaruhi pandangan dan persepsi para ahli ekonomi mengenai strategi pembangunan yang harus dilakukan.

Teori Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara-negara maju terutama di Eropa. Dengan mengamati proses pembangunan di negara-negara Eropa mulai abad pertengahan hingga abad modern, maka Rostow memformulasikan pola pembangunan yang ada menjadi tahap-tahap evolusi dari suatu pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut.


W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5:

1. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

a) Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.
b) Perekonomian pada masa tradisional cenderung bersifat subsisten.
c) Sektor pertanian memegang peranan penting.
d) Barang-barang yang diproduksi sebagian besar adalah komoditas pertanian dan bahan mentah lainnya.
e) Pemanfaatan teknologi dalam sistem produksi masih sangat terbatas.
f) Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai.
g) Kemampuan penguasaan sumberdaya yang ada sangat dipengaruhi oleh hubungan darah dan keluarga.


2. Masyarakat Pra-Kondisi Untuk Periode Lepas Landas (The Preconditions For Take Off)

a) Masyarakat sedang berada dalam proses transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri.
b) Sudah mulai menerapkan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.


3. Periode Lepas Landas (The take off)

a) Tahap yang menentukan dalam keseluruhan proses pembangunan bagi kehidupan masyarakat.
b) Terjadi suatu revolusi industri yang berhubungan erat dengan revolusi metode produksi.
c) Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas.
d) Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat.
e) Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional.
f) Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.


4. Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)

a) Masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber daya yang dimiliki.
b) Perkembangan terus menerus dimana perekonomian tumbuh secara teratur dan lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
c) Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10% hingga 20% dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
d) Output dapat melampaui pertambahan jumlah penduduk.
e) Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
f) Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pada masa take off dengan penerapan teknologi modern.
g) Tenaga kerja berubah dari tidak terdidik menjadi terdidik.
h) Pertumbuhan watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi manajer efisien yang halus dan sopan.
i) Masyarakat jenuh terhadap industrialisasi dan menginginkan pertumbuhan lebih jauh.


5. Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
a) Sektor-sektor industri merupakan sektor yang memimpin
b) Bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.
c) Migrasi besar-besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat pembangunan pusat kota sebagai sentral bagi tempat bekerja.
d) Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.
e) Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
f) Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi.
g) Alat transportasi pribadi maupun umum merupakan hal yang sangat dibutuhkan.
h) Terjadi pergeseran perilaku ekonomi yang semula lebih banyak menitikberatkan pada sisi produksi, kini beralih ke sisi konsumsi.





Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://albertkaban26.blogspot.com/2012/11/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-ww.html
http://mahmudibnumasud.blogspot.com/2011/04/kjian-teori-pertumbuhan-ekonomi.html

Tugas 3.3: Pertumbuhan Ekonomi Menurut Teori Ekonomi Neo Klasik

Neo-klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran pemikiran ilmu ekonomi yang mencoba menjabarkan pembentukan harga, produksi, dan distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaran pada suatu pasar.

Teori pertumbuhan neo-klasik pertama kali dikembangkan oleh Prof. Robert Solow, yang memperoleh hadiah nobel pada tahun 1987 untuk teorinya tersebut. Teorinya dikemukakan dalam "Quarterly Journals of Economics" terbitan bulan Februari 1956, dalam tulisan yang berjudul "A Contribution of The Theory od Economics Growth."

Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan output selalu bersumber dari tiga faktor, yaitu kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi.

Ciri-ciri Teori Ekonomi Neo Klasik:

1. Perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor utama yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu dan perkembangannya dari waktu ke waktu.

2. Teori ini melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Teori neo-klasik bukan saja menmperhatikan penana tenaga kerja dalam pertumbuhan, tetapi menganalisis pula sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi. Teori ini dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan empiris mengenai peranan relatif dari modal, teknologi dan tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi.

3. Pemerintah sudah ikut campur dan sudah ada pajak serta inflasi.

4. Melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

5. Menganalisis sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi


1. Robert Solow

Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

2. Harrord Domar

Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.





Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_neo-klasik
http://invisblehand.blogspot.com/2011/11/ekonomi-makro.html
http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/08/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-klasik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://belajardisekolahdasar.blogspot.com/2013/10/Teori-Pertumbuhan-Ekonomi-Klasik-dan-Teori-Pertumbuhan-Ekonomi-Neoklasik-Yang-Uraikan-Oleh-Para-Alhli-Ekonomi-Klasik.html
http://annisafitriany1.wordpress.com/2013/05/24/teori-pembangunan-neo-klasik/

Tugas 3.1: Pertumbuhan Ekonomi

I) Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.


II) Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud di antaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.


III) Ciri-Ciri Pertumbuhan Ekonomi

1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita
2. Peningkatan produktivitas
3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi
4. Urbanisasi
5. Ekspansi negara maju
6. Arus barang, modal, dan orang antar bangsa


IV) Rumus untuk Menghitung Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):



Keterangan:

G = Laju pertumbuhan ekonomi
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya





Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html?m=0\
http://www.bukukerja.com/2013/05/cara-menghitung-laju-pertumbuhan.html
http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/Pertemuan_3_pertumbuhan%20ekonomi.pdf