Thursday, April 17, 2014

Tugas 2.6: PSP

I) Pengertian PSP

Pendapatan Siap Pakai (PSP) atau Disposable Income (DI) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable Income ini diperoleh dari Pendapapatan Perseorangan (PP) atau Personal Income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.


II) Rumus PSP

Pendapatan Siap Pakai = Pendapatan Perseorangan - Pajak Langsung



Sumber:

http://www.organisasi.org/1970/01/rumus-menghitung-pdb-pnb-pnn-pendapatan-nasional-individu-dan-pendapatan-dapat-dibelanjakan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional

Tugas 2.5: PNN

I) Pengertian PNN

Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu setelah dikurangi dengan depresiasi atau penyusutan dan pengganti barang modal


II) Rumus Perhitungan PNN

Produk Nasional Netto = PNB - Depresiasi



Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://www.organisasi.org/1970/01/rumus-menghitung-pdb-pnb-pnn-pendapatan-nasional-individu-dan-pendapatan-dapat-dibelanjakan.html

Saturday, April 12, 2014

Tugas 2.4: PNB

I) Pengertian PNB

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) ialah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut


II) Rumus Menghitung PNB

Produk Nasional Bruto = Produk Domestik Bruto + Hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - Hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri



Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://www.organisasi.org/1970/01/rumus-menghitung-pdb-pnb-pnn-pendapatan-nasional-individu-dan-pendapatan-dapat-dibelanjakan.html

Tugas 2.3: PDB

I) Pengertian PDB

Dalam bidang ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suat negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan PDB ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan / individu asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari PNB dianggap bersifat bruto/kotor.

PDB berbeda dari Produk Nasional Bruto (PNB) karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut, sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.


II) Tipe-Tipe PDB

1. PDB dengan harga berlaku (Nominal), yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.

2. PDB dengan harga tetap (Riil), yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu dan seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain.


III) Metode Penghitungan PDB

1. Metode pengeluaran, menjumlahkan seluruh pengeluaran agregat pada seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.

Rumus untuk menghitung PDB dengan metode pengeluaran:

Y = C + I + G + (X - M)

Keterangan:

Y = PNB / Pendapatan Nasional
C = Consumption / Konsumsi Rumah Tangga
I = Investasi
G = Government / Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

2. Metode pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan agregat yang diterima selama satu tahun oleh mereka yang memproduksi output tersebut.

Rumus untuk menghitung PDB dengan metode pendapatan:

Y = w + i + r + p

Keterangan:

Y = PNB / Pendapatan Nasional
w = Wage / Gaji atau Upah
i = Interest / Bunga
r = Rent / Sewa
p = Profit / Laba atau Keuntungan


Secara teori, penghitungan PDB dengan metode pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan metode pendapatan sulit dilakukan, maka yang lebih sering digunakan adalah penghitungan dengan metode pengeluaran.



Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/produk-domestik-bruto-pdbgross-domestic.html

Tugas 2.2: Laju Pertumbuhan Ekonomi

I) Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.


II) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Sumber daya manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Sumber daya alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.

3. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan di antaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas iptek. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.


III) Rumus untuk Menghitung Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):



G = Laju pertumbuhan ekonomi
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya

PDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari suatu wilayah. Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu sektor ekonomi pada suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Struktur ekonomi dinyatakan dalam persentase. Berikut adalah penghitungan struktur ekonomi:



PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun t
Total PDRBt = nilai total PDRB pada tahun t



Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=3
http://www.bukukerja.com/2013/05/cara-menghitung-laju-pertumbuhan.html
http://ike30791.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_6.pdf

Tugas 2.1: Laju Pertumbuhan Penduduk

I) Pengertian Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Adapula yang mendefinisikan pertumbuhan penduduk sebagai angka yang menunjukan tingkat perubahan jumlah penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu setiap tahunnya.

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi pada umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk, juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia.


II) Kegunaan Pertumbuhan Penduduk

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren natalitas, mortalitas dan migrasi.

III) Teori Kependudukan

1. Teori Malthus

Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah Thomas Robert Malthus (1776 – 1824). Dalam edisi pertama dari Essay on Population tahun 1798, Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya:

a) Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
b) Nafsu manusia tak dapat ditahan.

Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya, pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung).

Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan:

a) Preventive checks

Faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain penundaan masa perkawinan, mengendalikan hawa nafsu, pantangan kawin.

b) Positive checks

Faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain bencana alam, wabah penyakit, kejahatan, peperangan. Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.

Teori Malthus memiliki beberapa kelemahan:

a) Dia tidak yakin akan hasil preventive cheks.
b) Dia tidak yakin bahwa ilmu pengetahuan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
c) Dia tidak menyukai keberadaan orang miskin menjadi beban orang kaya.
d) Dia tidak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari negara,

2. Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)

Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus. Dasar pegangan Marxist adalah dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja. Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, sehingga tidak perlu diadakan pembatasan penduduk.

Pendapat aliran Marxist
1. Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
2. Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh.
3. Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran.


3. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)

Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. Kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventive Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi.

Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi:

1. Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
2. Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
3. Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan polusi.

4. Teori Kependudukan Kontemporer

Emili Durkheim mengatakan, akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam memenangkan persaingan tiap-tiap tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu, keadaan seperti ini jelas terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang kompleks.

Apabila dibandingkan antara kehidupan masyarakat tradisional dan masyarakat perkotaan, akan terlihat bahwa pada masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan terjadi sebaliknya. Tesis dari Durkheim ini didasarkan atas teori evolusi dari Darwin dan juga pemikiran dari Ibn Khaldun.

IV) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk

Pada dasarnya, pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor–faktor demografi berikut:

1. Kelahiran (Natalitas)
2. Kematian (Mortalitas)
3. Migrasi (Mobilitas)

Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non-alami. Di dalam pengukuran demografi, ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.


V) Kelahiran

Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pro natalitas) dan yang menghambat kelahiran (anti natalitas).

Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar, antara lain:

1. Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bahwa keluarga akan malu bila terlambat kawin.
2. Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orangtua.
3. Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
4. Anak menjadi kebanggaan bagi orangtua.
5. Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga orang akan berniat untuk menambah anak lagi bila belum mempunyai anak laki-laki.

Sebaliknya, faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas) mengakibatkan pengurangan jumlah penduduk, antara lain:

1. Adanya program Keluarga Berencana (KB) yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
2. Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
3. Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke–2.
5. Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan atau memperoleh pekerjaan.


VI) Kematian

Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen dan bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya kematian dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).

Faktor pendukung kematian (pro mortalitas) mengakibatkan jumlah kematian semakin besar, antara lain:

1. Sarana kesehatan yang kurang memadai.
2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
3. Bencana alam.
4. Peperangan.
5. Kecelakaan lalu lintas dan industri.
6. Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

Faktor penghambat kematian (anti mortalitas) dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah, di antaranya:

1. Lingkungan hidup sehat.
2. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
3. Ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
4. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.


VII) Migrasi

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Faktor-faktor terjadinya migrasi:

1. Persediaan sumber daya alam.
2. Lingkungan sosial budaya.
3. Potensi ekonomi.
4. Bencana alam.


VIII) Rumus laju pertumbuhan penduduk




Atau





Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = Jangka waktu
r = Laju pertumbuhan penduduk
e = Bilangan eksponensial (2,718281828)

Jika nilai r > 0, artinya terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Jika r < 0, artinya terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk
http://vionasasya.blogspot.com/2012/01/pengertian-pertumbuhan-pendudkfaktor.html
http://capil.muaraenimkab.go.id/teori-teori-kependudukan/
http://www.rumusstatistik.com/2013/09/laju-pertumbuhan-penduduk-eksponensial.html
http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=86
http://vionaonha.blogspot.com/2011/11/pengertian-pertumbuhan-pendudkfaktpr.html
http://www.rumusstatistik.com/2013/09/laju-pertumbuhan-penduduk-eksponensial.html
http://intensityintencity.blogspot.com/2010/10/definisi-pertumbuhan-penduduk-adalah.html
http://tieraalta.wordpress.com/2013/05/24/laju-pertumbuhan-penduduk/
http://eqtasti.blogspot.com/2013/01/pengertian-pertumbuhan-pendudukjumlah.html

Tuesday, April 1, 2014

Tugas 1.4: Sistem Perekonomian Indonesia

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah sistem perekonomian Pancasila, artinya sistem perekonomian yang dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Sehingga secara normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem perekonomian di Indonesia.

Sistem ekonomi Pancasila mengambil beberapa kelebihan serta berusaha mengurangi kelemahan dari sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Penguasaan aset dibedakan berdasarkan kepentingannya. Untuk faktor produksi yang berkaitan dengan kepentingan rakyat dikuasai dan dikelola oleh negara (pelabuhan, air minum , listrik , kereta api, dll), sedangkan untuk faktor produksi lain yang tidak terlalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak boleh dimiliki oleh swasta (perorangan).

Jadi, dalam sistem ekonomi Pancasila harus dihindarkan sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi sosialis. Sistem ekonomi liberal akan menyebabkan eksploitasi manusia dan dapat memunculkan monopoli atau pemusatan kegiatan ekonomi hanya pada kelompok masyarakat tertentu saja. Sebaliknya, sistem komando dapat mematikan sektor swasta karena peran negara yang terlalu besar.


Dasar dari sistem ekonomi Pancasila adalah UUD 1945 Pasal 33 (setelah diamandemen) yang memuat ayat-ayat sebagai berikut:

1. Ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asa kekeluargaan.

2. Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Ayat (3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

4. Ayat (4): Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Berdasarkan UUD 1945, bentuk usaha yang memilih ikatan kekeluargaan dan paling sesuai dengan masyarakat Indonesia ialah koperasi. Namun, tidak berarti bahwa semua usaha di Indonesia harus dijalankan dalam bentuk koperasi. Begitu juga dengan bidang yang penting bagi negara serta menguasai hajat hidup orang banyak, tidak harus selalu dikuasai oleh negara, sekarang beberapa sektor sudah mulai dikelola sebagian oleh swasta.


Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Pancasila:

1. Sistem ekonomi Pancasila menyeimbangkan antara peranan swasta dan peranan pemerintah sehingga masing-masing dapat maju dan berkembang. Peranan negara tetap penting meskipun tidak terlalu besar, peranan swasta juga cukup besar meskipun tidak terlalu mendominasi.

2. Sistem ekonomi ini tidak didominasi oleh buruh (seperti sosialis) maupun modal (layaknya kapitalis), melainkan didasarkan atas asas kekeluargaan.

3. Produksi dikerjakan oleh semua pihak dengan diawasi anggota masyarakat.

4. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan dipergunakan untuk menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya.


Jadi menurut saya, Indonesia masih tetap menganut sistem perekonomian Pancasila yang merupakan perpaduan dari sistem ekonomi kapitalis (liberalisme) dan sistem ekonomi sosialis serta sebisa mungkin berusaha menghindari kelemahan dari dua sistem perekonomian tersebut. Pemerintah menguasai dan mengelola faktor-faktor produksi yang penting bagi kebutuhan hidup rakyat Indonesia untuk menghindari terjadinya monopoli oleh pihak swasta, sementara sektor lainnya boleh dimiliki oleh pihak swasta. Sistem ekonomi seperti ini memungkinkan keseimbangan antara peranan pihak swasta dan pihak pemerintah agar keduanya bisa sama-sama maju dan berkembang dalam bidang perekonomian di negara Indonesia.



Sumber:

http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2014/02/sistem-ekonomi-di-indonesia.html
http://josephinejoe.wordpress.com/2013/03/14/sistem-perekonomian-di-indonesia/
http://www.ekonoomi.com/2013/10/sistem-ekonomi-indonesia-sekarang-ini.html

Tugas 1.3: Sistem Perekonomian Sosialis

Sistem ekonomi sosialis adalah sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta menguasai jenis-jenis perekonomian yang berguna bagi hajat hidup orang banyak (air, listrik, telekomunikasi, gas LNG, dan lain sebagainya).

Sistem sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai konsekuensinya, sebagian besar penguasaan atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi merupakan kepemilikan sosial. Dalam sistem ini, pasar tidak tercipta dan permintaan serta penawaran tidak terjadi, karena negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah dan keputusan ditangani langsung oleh negara.


Faktor Pendorong Lahirnya Sistem Ekonomi Sosialis:
1. Revolusi industri
2. Munculnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar (buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap kehidupan manusia dan masyarakat
4. Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil Revolusi Perancis


Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis:

1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme). Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedangkan keberadaan individu-individu hanyalah fiktif belaka. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem ini.
2. Peran pemerintah sangat kuat. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Seluruh alat-alat produksi dan kebijakan ekonomi diatur oleh negara.


Prinsip Sistem Ekonomi Sosialis:

1. Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan, hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.
2. Sistem ekonomi sosialis menyatakan bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan, setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing oleh negara.
3. Negara diletakkan di bawah peraturan kaum buruh yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi, kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat agar praktek sosialisme lebih efektif.


Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis:

1. Kebutuhan pokok tiap warga negara disediakan oleh pemerintah (makanan dan minuman, pakaian, rumah, fasilitas kesehatan, dan lain-lain). Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.
2. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan negara yang sempurna, dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam sistem ekonomi kapitalis tidak akan terjadi.
3. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
4. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran, dan masalah ekonomi lainnya.
5. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.
6. Pemerintah dapat menentukan pembentukan harga, bukan mekanisme pasar.
7. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
8. Jarang terjadi krisis ekonomi


Kekurangan Sistem Ekonomi Sosial:

1. Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya
2. Transaksi jual-beli sangat terbatas.
3. Sistem ini menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, ini menunjukkan secara tidak langsung bahwa sistem ini terikat kepada sistem ekonomi diktator.
4. Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan.
5. Mematikan inisiatif individu untuk maju, tidak adanya kebebasan mengakibatkan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
6. Sering terjadi monopoli yang merugikan rakyat.
7. Rakyat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya, memilih barang dan jasa, serta membuka usaha.
8. Hak milik perseorangan tidak diakui
9. Jalur birokrasi panjang sehingga sulit dalam pengambilan keputusan.


Negara Penganut Sistem Ekonomi Sosialis:
1. Uni Soviet
2. Korea Utara
3. Kuba
4. Vietnam
5. RRC (sudah mulai mengendur)



Sumber:
http://den-mpuh.blogspot.com/2013/06/sistem-ekonomi-sosialis.html
http://kinanzahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/comment-page-1/
http://myblogannisa.blogspot.com/2011/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://www.slideshare.net/cohenpakpahan/sistem-ekonomi-sosialis-20612437

Tugas 1.2: Sistem Perekonomian Kapitalis (Liberalisme)

Kapitalisme ialah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri, dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.

Dalam perekonomian kapitalis, setiap individu dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara. Kapitalisme memberikan kebebasan penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan kegiatan lainnya. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Istilah kapitalisme, dalam arti modern, sering dikaitkan dengan Karl Marx. Marx menulis tentang "cara produksi kapitalis" dengan menggunakan metode pemahaman yang sekarang dikenal sebagai Marxisme.

Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.


Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis:

1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus yang selalu mengejar kepentingan dan keuntungan pribadi
4. Paham individualisme didasarkan materialisme (hedonisme), warisan zaman Yunani kuno


Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis:

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreativitas masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi
2. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
3. Munculnya persaingan untuk maju
4. Barang yang dihasilkan bermutu tinggi
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karna setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba


Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis:
1. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan
2. Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal
3. Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian



Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme
http://kinanzahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/comment-page-1/
http://jasmita-official.blogspot.com/2013/03/sistem-ekonomi-liberal-campuran.html