Friday, January 17, 2014

Manusia dan Kegelisahan

A. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata dasar ‘gelisah’ yang berarti tidak tentram, takut, khawatir, tidak tenang, tidak sabar, selalu merasa khawatir, dan cemas. Kegelisahan berasal dari reaksi natural psikologis dan fisiologis akibat ketegangan saraf dan kondisi-kondisi kritis atau tidak menyenangkan.


B. Jenis Kegelisahan berdasarkan Sifatnya:

1. Kegelisahan negatif
Kegelisahan yang berlebihan atau melewati batas dan berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah nyata untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan. Contohnya kegelisahan dalam menanti sesuatu yang tidak jelas, tidak pasti, atau tidak ada.

2. Kegelisahan positif
Kegelisahan dalam arti yang baik, karena digunakan sebagai kesadaran yang dapat menjadi penyemangat dalam memecahkan berbagai masalah. Kegelisahan positif biasanya sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya atau hal-hal yang datang secara tak terduga. Kegelisahan positif juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi.


C. Macam-Macam Kecemasan menurut Sigmund Freud:

1. Kecemasan obyektif / kenyataan
Yaitu suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, artinya seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya. Misalnya, ketakutan terhadap kegelapan mungkin merupakan pembawaan dari generasi sebelumnya.

Rasa ketakutan atau kecemasan ini lebih mudah diperoleh selama masih bayi atau kanak-kanak, karena organisme yang masih muda lemah dalam menghadapi bahaya-bahaya dari luar dan seringkali dikuasai oleh ketakutan egonya belum berkembang sampai titik dimana organisme dapat menguasai rangsangan- rangsangan yang jumlahnya berlebihan. Itulah sebabnya kita perlu melindungi anak yang masih kecil terhadap pengalaman-pengalaman traumatik.

2. Kecemasan neurotik (saraf)
Ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Kecemasan neurotik selalu berdasarkan kecemasan tentang kenyataan, artinya seseorang harus menghubungkan suatu tuntutan naluriah dengan bahaya dari luar sebelum ia belajar merasa takut terhadap naluri-nalurinya. Kecemasan neurotis dapat dibedakan dalam tiga bentuk:

a) Bentuk kecemasan yang berkisar dengan bebas dan menyesuaikan dirinya dengan segera pada keadaan lingkungan yang kira-kira cocok. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.

b) Bentuk ketakutan yang tegang dan tidak logis (phobia). Sifat khusus dari phobia adalah intensitif ketakutan berlebihan terhadap suatu objek yang ditakutinya. Misalnya, seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutannya itu. Setelah dianalisis, ternyata saat kecil dia pernah dihukum dengan keras oleh ayahnya karena sering membeli balon karet. Perasaan bersalah dan hukuman yang didapatnya menjadi terhubung dengan balon karet.

c) Reaksi gugup. Reaksi ini muncul secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang tegas, reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neurotik yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh dirinya meskipun ego dan super egonya melarang.


3. Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang . Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi seperti iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, dan lain-lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat-sifat yang tidak terpuji , bahkan bisa membuat seseorang merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa.


D. Bentuk Penjelmaan Kegelisahan Manusia:

1. Keterasingan
Pada dasarnya keterasingan dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan oleh tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita, atau dengan kata lain merasa tersisihkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam masyarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor:

a) Faktor intern (berasal dari dalam diri sendiri), seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri, dan bersikap apatis dengan lingkungan.
b) Faktor ekstern (berasal dari luar diri)

2. Kesepian
Ketika seseorang sudah merasa diasingkan, maka dia akan mengalami kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan, maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya sehingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya sendiri.

3. Ketidakpastian
Berasal dari kata ‘tidak pasti’ yang berarti tidak menentu, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal usul yang jelas. Penyebab dari semua itu adalah pikiran yang kacau dan tidak bisa berkonsentrasi.

No comments:

Post a Comment